Oleh: Hermansyah Romadhona ( Pimpinan Umum UKMF Natural FMIPA Unila )
Siswa ≠ MAHAsiswa
Bedanya jelas dong?
Mahasiswa saatnya memiliki inisiatif yang lebih tinggi ketimbang anak sekolahan alias siswa. Jadi mahasiswa harusnya tidak apatis!
Ngakunya sih mahasiswa, memangnya mahasiswa itu apa? Mau jadi mahasiswa yang seperti apa? Biasa–biasa saja, dikenal banyak orang, super aktif, atau punya ilmu yang luar biasa? Itu semua kembali lagi pada pribadi masing-masing ingin jadi yang seperti apa.
Tapi, bagaimana kita merubah cara pandang kita untuk jangan sampai jadi mahasiswa yang biasa-biasa saja? Mencari ilmu itu memang jangan pernah bosan. Karena ketika kita bekerja keras untuk mendapatakan ilmu dan ilmu itu sudah kita dapat, kemudian kita bagi kepada orang lain maka ilmu itu tidak akan habis. Justru akan bertambah dan berkembang. Lain halnya jika kita bekerja keras untuk mencari harta. Ketika kita berikan kepada orang lain, ia akan habis. Jadi, itulah mulianya orang yang mencari ilmu.
Nah, mencari ilmu di ruang kuliah sepertinya belum lengkap kalau kita nggak ikut organisasi. Memang sih begitu banyak jenis organisasi, yang terpenting bagaimana kita menyikapinya dan mengambil kebijakan untuk memilih yang sesuai dengan hati kita. Terkadang ada mahasiwa yang ketika bergabung dalam organisasi hanya karena ‘ikut-ikutan’ teman. Wah, lagi-lagi cara berpikir seperti ini bukan termasuk kategori berpikirnya mahasiswa.
Mahasiswa harusnya memiliki karakter tegas, bijaksana, penuh semangat dan berani mengambil resiko. Seperti halnya 3 peran penting mahasiswa, yakni agent of change, control social dan iron stock. Karena pemimpin–pemimpin dimasa mendatang tentu saja lahir dari orang-orang yang berpendidikan alias mahasiswa. Mahasiswa itu cerdas, pintar, hebat dan bisa dalam segala hal. Itulah pandangan masyarakat awam. Namun, benarkah itu? Apakah bisa dibuktikan?
Boleh berbangga tapi tetap tidak untuk disombongkan apabila pujian itu terlontar kepada kita, sang MAHAsiswa. Namun ketika pujian itu tidak sesuai dengan pada kenyataannya, maka betapa sakit dan kecewanya mereka. Ternyata sosok mahasiswa hanyalah orang-orang biasa yang menyimpan ego tinggi dalam dirinya.
Maka dari itu, peluang kita untuk mendapatkan ilmu selain di ruang kuliah, kita juga bisa bergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Karena banyak ilmu yang nantinya akan kita dapatkan. Mulai dari melatih mental, berlatih bertanggung jawab, belajar berinteraksi dengan orang lain yang kemudian akan kita aplikasikan nantinya dalam kehidupan bermasyarakat. Tapi ketika kita merasa sudah pintar, jangan sekali-kali terkesan menggurui orang lain.
Nggak rugi deh jika membagi waktu di kampus dengan berorganisasi. Asalkan kita bisa membagi waktu bagaimana menempatkan diri. Ketika kuliah fokus kuliah dan begitupun di organisasi. Belajar menempatkan sesuatu sesuai pada posisinya.
Banyak yang bilang, kita belum bisa mengambil kesimpulan terhadap sesuatu sebelum kita mencobanya atau melakukannya. Sekali lagi jangan pernah malu untuk mencoba, karena ketika kita malu, kita akan malu selamanya.
Satu keberhasilan dalam diri kita akan terwujud manakala kita bersungguh-sungguh dan berinisiatif untuk menggapainya. Namun ketika kita hanya didorong untuk ini, untuk itu, harus begini, harus begitu, tetapi tidak ada semangat sedikit pun dalam diri kita maka sedikit juga kemungkinan kita dapat mencapainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar