![]() |
Presiden BEM Unila bersama salah satu warga yang mendapat surat edaran (Dok. BEM U KBM Unila) |
Menyambut pemilihan
kepala daerah (pilkada) 2018, mahasiswa Lampung adakan Gerakan
2000 Mahasiswa Lawan Politik Uang.
Kegiatan yang dipelopori oleh BEM Universitas Lampung ini diikuti oleh kurang
lebih sebanyak 200 orang volunteer yang tak lain merupakan mahasiswa yang
berasal dari beberapa perguruan tinggi di seluruh Lampung. Gerakan ini diadakan
sebagai tindak lanjut dari gerakan sikap mahasiswa terhadap politik uang
setelah sebelumnya dilakukan aksi Segel Bawaslu pada Senin (04/06) lalu. Aksi
ini sendiri diduga bermula dari sikap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung
yang cenderung diam dan tidak menindaklanjuti berbagai laporan masyarakat
tentang politik uang menjelang pemilihan gubernur Lampung, sehingga dari aksi
tersebut, BEM Unila mulai membentuk Gerakan 2000 Mahasiswa Tolak Politik Uang.
Gerakan ini dilakukan dengan tujuan untuk pendokumentasian yang dilanjutkan
dengan pelaporan apabila terjadi tindakan-tindakan pelanggaran pada pilkada Lampung.
Dimulai sejak Selasa
(12/06) lalu, para volunteer gerakan ini melakukan seruan “Gerakan 3 Mata;
Perhatikan dengan 2 Mata, Dokumentasikan dengan 1 Lensa Kamera” kepada
kepala-kepala desa dan masyarakat. Gerakan ini dilakukan tersebar di beberapa
daerah Lampung sesuai dengan daerah asal para volunteer tersebut. Disamping
menyerukan Gerakan 3 Mata, para volunteer juga menyebarkan surat edaran yang
berisi ancaman mahasiswa Lampung terhadap kepala desa, lurah, dan lainnya yang
melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam pilkada seperti tidak bersikap netral,
melakukan pelanggaran politik uang, menjadikan desa sebagai alat kampanye, dan
menjadikan dana desa untuk kampanye salah satu paslon.
Menurut keterangan Tiyasz
Ariansyah selaku Mentri Kajian Politik Hukum BEM Unila, Gerakan 2000 Mahasiswa Lawan Politik Uang ini efektif untuk mempersempit terjadinya
kecurangan dalam pilkada seperti kasus politik uang.
“Secara target, gerakan
ini adalah gerakan yang paling relevan untuk dilakukan dan sangat efektif untuk
mempersempit ruang gerak politik uang,” jelas Tiyasz, “Harapan kita kedepannya
agara gerakan ini tetap konsisten hingga pasca pemilihan sehingga pengawalan
kita memiliki muara,” lanjutnya. (Adi, Nadya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar