Doc. fokusbanyumas.id
Supersemar merupakan Surat Perintah 11 Maret yang dikeluarkan pada tahun 1966 oleh Soekarno kepada Soeharto. Surat itu “dikabarkan” bahwa Soekarno memberi mandat kepada Soeharto untuk memulihkan stabilitas politik nasional setelah peristiwa Gerakan 30 September (G30S PKI).
Momentum Peralihan Kekuasaan
Supersemar menjadi momentum peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto atau dari orde lama ke orde baru. Surat tersebut juga menjadi surat sakti sebagai legitimasi Soeharto untuk mengambil alih pemerintahan.
Empat Fakta Menarik Supersemar
Banyak kontroversi yang masih diperdebatkan tentang Supersemar. Berikut ini fakta-fakta menarik tentang Supersemar:
1. Naskah Aslinya Belum Ditemukan
Naskah asli dari Supersemar sampai saat ini masih belum ditemukan. Dilansir dari m.kumparan.com, Binner Sitompul, Kepala Pusat Jasa Kearsipan Arsip Nasional (ANRI) berkata, “Terhadap empat naskah Supersemar yang ada saat ini, tapi keempat-empatnya belum ada yang asli, "
Oleh karena itu, polemik mengenai naskah keaslian Supersemar tersebut membuat masyarakat mempertanyakan keabsahan dari orde baru.
2. Sayembara Berhadiah Satu Miliar
Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman pada tahun 2019 pernah mengadakan sayembara yang berhadiah satu miliar untuk menemukan versi aslinya.
3. Supersemar Dianggap sebagai Dasar Pergerakan Politik
Dibubarkannya Partai Nasional Indonesia (PNI) selaku partai terdepan pendukung Soekarno sebagai salah satu kebijakan Soeharto guna mengambil alih kekuasaan. Soeharto juga menahan lima belas orang Menteri yang dianggap terlibat dalam Gerakan 30 September (G30S PKI).
4. Mempengaruhi Kebijakan Politik Luar Negeri
Gaya kepemimpinan Soekarno dan Soeharto sangatlah berbeda. Dengan adanya Supersemar, beberapa kebijakan politik luar negeri berubah. Contohnya saja, semakin akrabnya hubungan Indonesia dengan negara barat dan memburuknya hubungan Indonesia dengan Cina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar